Pada dasarnya, teknik copywriting merupakan teknik menulis teks (copy) pada sebuah materi konten atau iklan yang mampu mempengaruhi tindakan pembaca. Sehingga, teknik copywriting menuntut penulisnya agar bisa menulis sesuatu yang sifatnya sugestif.
Melalui teknik copywriting ini, tujuannya adalah ketika audiens membaca sebuah copy, mereka akan terpengaruh untuk membeli, mengklik, atau mengisi sesuatu. Gampangnya, ketika kamu sedang scrolling di internet lalu membaca sebuah iklan, lalu kemudian tergerak tiba-tiba mengklik lalu checkout, maka kamu sudah terpengaruh oleh teknik copywriting!
Apakah fungsi dari copywriting hanya akan selalu berujung dengan jualan? Tentu tidak. Fokus dari copywriting adalah kekuatan pesan yang mampu menghasilkan konversi sebanyak-banyaknya.
Secara alur, proses sederhana sebuah dari copywriting adalah sebagai berikut:
TEKS → Copywriting | AJAKAN BERTINDAK → Call to Action | HASIL → Conversion |
Promosi website Promosi konten medsos Promosi produk Promosi event | Mengklik tombol ke website Ajakan follow medsos Ajakan membeli Ajakan untuk partisipasi | Jumlah traffic website Jumlah followers medsos Angka penjualan Jumlah peserta |
Melalui proses tersebut, dapat kita pahami bahwa copywriting bisa digunakan dalam banyak hal. Bahkan, jika ilmu copywriting kamu aplikasikan untuk mengajak seseorang menjadi pacar atau lamaran, bisa-bisa saja!
Apa sih, perbedaan antara copywriting dan content writing?
Selain copywriting, pasti kamu juga sering mendengar istilah content writing. Banyak yang menganggap bahwa keduanya merupakan hal yang sama atau tidak jauh beda. Akan tetapi, dari segi definisi, tujuan, dan manfaat, ternyata beda jauh!
Jika copywriting itu fokusnya adalah untuk mempengaruhi tindakan yang menghasilkan konversi, makan content writing adalah teknik menulis konten untuk memasarkan sesuatu dengan pendekatan yang menghibur dan informatif.
Biasanya content writing akan berkonten di seputar industri perusahaan tersebut. Bisa dalam bentuk edukasi, informasi, atau hiburan agar orang semakin kenal dengan perusahaan atau brand tersebut. Jadi, tujuannya tidak sampai agar orang membeli produknya. Fokusnya biar orang tahu, misalnya, “Oh, aku kemarin lihat tuh tips-tips solo trip biar gak boncos di akun X!”. Anggaplah, akun “X” ini adalah bisnis travel agent.
Masih bingung? Yuk lihat tabel berikut supaya paham perbedaannya!
Dimensi | Copywriting | Content Writing |
Tujuan | Mempengaruhi tindakan untuk menghasilkan konversi | Memberikan informasi dan hiburan agar brand makin dikenal dan dekat dengan audiens |
Kandungan | Ajakan bertindak | Informasi, hiburan |
Media | Iklan media sosial, poster, landing page, email marketing, baliho, pop up banner, push notifications | Konten media sosial, artikel website, blog, video blog, podcast, dsb |
Kekuatan | Sugestif dan punya data atensi tinggi | Informatif dan interaktif |
Contoh Judul | Udah Gak Zaman Denger Musik Pakai Iklan! | 7 Tips Berkendara Saat Malam Hari! |
Dari perbedaan ini, sebenarnya antara copywriting dan content writing merupakan dua kombinasi penting bagi sebuah perusahaan yang ingin berkonten di berbagai media. Copywriting kekuatannya fokus untuk menghasilkan penjualan sebanyak-banyaknya, sedangkan content writing fokus untuk membesarkan nama brand agar lebih dikenal oleh audiens.